Web programmer itu job descnya adalah coding website

Diposting pada tanggal 25 Desember 2017
Web programmer itu job descnya adalah coding website

Pada dasarnya, web programmer itu job desc-nya adalah coding website.

Tapi kenyataannya, makin kesini makin banyak klien yang minta SEO (search engine optimization) juga. Masalahnya, banyak web programmer yang tidak begitu paham tentang SEO dan tidak tahu fitur apa yang harus dibuat agar website tersebut SEO friendly (dari sisi coding).

Jika website Anda dibangun pakai WordPress (atau CMS open-source terkenal lainnya), sudah banyak plugin yang siap pakai untuk urusan SEO, misalnya YOAST. Tapi bagi Anda web programmer yang idealis dan lebih senang membuat CMS versi Anda sendiri, ini akan jadi masalah.

Nah, artikel ini sengaja kami buat bagi para web programmer yang bingung cara bikin website yang Google friendly. Ini list lengkapnya:

1. Pastikan setiap halaman memiliki fungsi meta tag

Ingat, harus setiap halaman!

Artinya, di CMS harus ada field meta tag di setiap halaman, mulai dari Home, halaman Kategori, halaman Produk, halaman News/ Berita, dan lain-lain. Meta tag yang harus ada adalah meta title dan meta description, sedangkan untuk meta keyword boleh diabaikan karena Google sudah tidak memperdulikan meta keyword.

2. Pastikan editor CMS sudah mendukung fungsi heading dan UBI

Hampir semua text editor WYSIWIG saat ini sudah mendukung fungsi heading, tapi hanya untuk memastikan saja supaya Anda tidak kelupaan. Heading yang harus ada adalah H1, H2, dan H3. H1 biasanya dipakai untuk judul utama, H2 untuk sub-judul, dan H3 untuk judul di body artikel.

UBI (underlined, bold, italic) juga diperlukan, tapi sama seperti heading, harusnya WYSIWIG editor saat ini sudah dilengkapi fitur tersebut.

3. Pastikan struktur URL Website rapi dan teratur

Ini seringkali kejadian terutama untuk website e-commerce (online shop), dimana URL halaman produk seringkali berantakan seperti ini: http://www.yourwebsite.com/index.php?route=product/product&product_id=52

URL harus dibuat rapi, terstruktur, jelas hirarki-nya, contohnya seperti ini: http://www.yourwebsite.com/product/nama-product-kodeproduct

4. Kecepatan loading itu penting!

Kecepatan loading menurut siapa? Yang pasti sih menurut Google. Untungnya, Google menyediakan tool (gratis) yang bisa digunakan untuk mengecek hasil speed loading website Anda, beserta rekomendasi teknis apa-apa saja yang harus dilakukan agar loading bisa lebih cepat.

Ini alamat tool nya: https://developers.google.com/speed/pagespeed/insights/

Tinggal masukkan URL website yang hendak di-test, nanti akan keluar angka penilaiannya. Idealnya adalah minimal mencapai score 70/100.

5. Berikan ruang untuk text
Terlalu banyak website yang terlalu memperhatikan keindahan dan estetika (banyak gambar dan foto), tapi sebenarnya di sisi lain berdampak buruk terhadap SEO-nya. Ya, seringkali kaidah design “bentrok” dengan kaidah SEO.

Contoh paling umum adalah, di halaman HOME hanya diisi dengan gambar dan foto, hampir tidak ada text/ tulisan sama sekali. Kalaupun ada, biasanya hanya sedikit.

Salah satu contoh website dengan design minimalis tapi tidak SEO friendly, dimana halaman HOME hampir tidak ada text.

Tetapi tahukah Anda, dari sisi SEO, halaman HOME itu sangat penting diisi dengan text yang informatif dan deskriptif. Mengapa? Karena crawler Google tidak bisa membaca gambar dan foto, dia hanya bisa baca text! Jadi, kalau HOME isinya hanya gambar dan foto, si crawler ini akan bingung, website Anda ini tentang apa sih topiknya?

Sebagai web programmer, pastikan halaman HOME website yang Anda buat memiliki ruang untuk text (misalnya ucapan selamat datang, intro, dan sejenisnya). Dan jangan lupa, pastikan CMS/ halaman admin ada fitur yang bisa merubah-rubah text tersebut.

6. Fungsi Alt Text pada gambar

Karena crawler Google sulit membaca dan memahami gambar dan foto, maka setiap file image harus bisa diberikan fungsi Alt Text melalui editor di CMS. Pastikan fitur ini tersedia, sehingga setiap kali si user menambahkan gambar-gambar baru, user tersebut bisa mengetikkan sendiri Alt Text yang diinginkan.

7. Submit sitemap XML

Mungkin Anda sudah sering melihat halaman sitemap (peta situs) pada sebuah website. Nah, sitemap XML ini juga kurang lebih sama, berisi daftar halaman yang terdapat pada sebuah website, tapi lebih ditujukan kepada si crawler Google (dalam bentuk file XML).

Tujuannya apa? Agar memudahkan Google “menyantap” setiap halaman yang ada, memahami sturktur hirarki halamannya, dan memahami keseluruhan isi website tersebut. Jadi, pastikan Anda sudah submit sitemap XML tersebut jika ingin SEO-nya lebih optimal.

8. Lakukan canonical URL

Seringkali, satu halaman yang sama memiliki URL yang berbeda-beda. Misal, halaman HOME:

  • http://websiteanda.com
  • http://www.websiteanda.com
  • http://www.websiteanda.com/index

Nah, itu semua di mata Google adalah 3 halaman yang berbeda, walau bagi visitor terlihat sama saja. Karena isinya sama, sedangkan URL nya beda, maka bisa menimbulkan isu duplicate content.

Untuk itu, perlu di-define dan ditetapkan URL mana yang akan dijadikan acuan. Setelah menetapkannya, maka web programmer perlu memberitahu crawler Google bahwa URL tersebutlah yang dijadikan patokan. Caranya bagaimana? Yaitu dengan melakukan canonical URL. Detail teknisnya tentu cukup panjang kalau dibahas di sini, bisa Anda googling sendiri. Salah satunya bisa dibaca di sini: https://support.google.com/webmasters/answer/139066?hl=en

9. Direkomendasikan pakai HTTPS

Salah satu faktor ranking Google adalah security (keamanan) dari sebuah website, dan salah satu parameternya adalah penggunaan protokol HTTPS. Sarankan klien Anda menggunakan HTTPS karena hal ini bisa membuat website-nya terlihat lebih aman, sehingga dapat membantu SEO website tersebut.

10. Pasang Google Search Console

Dashboard Google Search Console

Tampilan Dashboard Google Search Console (GSC)

Yang terakhir, jangan lupa pasang tool Google Search Console (GSC), atau yang dulunya disebut juga dengan Google Webmaster Tools. Tool apakah ini?

Ibarat dokter, GSC adalah stetoskop-nya. GSC akan memberitahu kondisi “kesehatan” website Anda dari sisi SEO, seperti status crawling dan indexing, apakah terkena penalty Google atau tidak, backlink yang mengarah ke website Anda, dan sebagainya.

Nah kira-kira itu adalah 10 fitur yang harus Anda buat untuk website klien Anda jika mereka meminta sebuah website yang Google friendly. 10 fitur tersebut juga bisa menjadi nilai jual, Anda bisa bilang ke klien bahwa setiap website yang Anda buat telah dilengkapi berbagai fitur SEO.

Tetapi harap ingat, jangan lupa jelaskan ke klien (semacam disclaimer) bahwa 10 fitur SEO tersebut tidak serta merta membuat website-nya PASTI langsung ranking (tidak ada yang pasti di SEO). Sifatnya hanya memperbesar peluang, bukan menjamin 100%. Di luar 10 fitur tersebut, masih ada faktor lainnya seperti melakukan link building (off-page SEO) yang perlu dilakukan secara berkala dan terus menerus.

Versi cetak

Related Keywords

menurun, cara, seo, seo friendly

Artikel Terkait


Pernahkah kamu merasa suatu ketika trafik

Pernahkah kamu merasa suatu ketika trafik

25 Desember 2017
Pernahkah kamu merasa suatu ketika trafik pada blog/website yang kamu miliki mengalami perubahan secara dratis? Lebih tepatnya jumlah visitor jatuh merosot tajam dari bulan-bulan s...


CMS yang sudah siap pakai dan sifatnya gratis

CMS yang sudah siap pakai dan sifatnya gratis

25 Desember 2017
Saat ini, hampir semua layanan pembuatan website pasti menawarkan paket yang di dalamnya sudah termasuk fitur Content Management System, atau yang disingkat CMS. Fitur ini sangat p...